Seni Menggugah Selera melalui Fotografi Makanan

  • 2 mins read

Seni Menggugah Selera melalui Fotografi Makanan

Foto: Davide Cantelli/Unsplash.com

Semenjak kemunculan kamera digital dan perkembangan media sosial, tren fotografi makanan tidak pernah padam. Memotret makanan sebelum disantap dapat dikatakan menjadi sebuah keharusan. Penggunaan alat sederhana, seperti kamera ponsel hingga kamera profesional, turut digunakan untuk mengabadikan makanan yang dihidangkan. Bahkan, saat ini fotografi makanan tidak hanya sekadar menjadi hobi saja, tetapi dapat menjadi keahlian yang dibutuhkan oleh para pelaku industri makanan.

Secara sederhana, fotografi makanan diartikan sebagai salah satu jenis fotografi yang dilakukan dengan memotret makanan. Fotografi makanan sebenarnya lebih dari sekadar memotret makanan sebelum disantap. Jenis fotografi ini dapat dipandang sebagai suatu seni untuk menggugah selera dengan menunjukkan sisi menarik dari makanan yang akan disajikan. 

Foto: David Williams/Davidwilliamsphoto.com

Bagi seorang pemula, kamera ponsel dan pencahayaan alami merupakan dua hal yang cukup untuk mulai belajar hal-hal dasar dalam memotret makanan. Akan tetapi, apabila ingin belajar menghasilkan foto yang tampak profesional, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu kamera, lensa, tripod, dan pencahayaan.

Kamera dan lensa merupakan hal yang perlu dipilih secara matang oleh seorang fotografer profesional. Umumnya, para fotografer makanan menggunakan kamera digital full-frame dan lensa fixed. Penggunaan kamera dapat didukung oleh tripod untuk membuat kamera tetap stabil dan mengurangi noise yang dihasilkan dari kamera yang goyang. 

Pencahayaan atau lighting menjadi hal yang tidak kalah penting dalam fotografi makanan. Pencahayaan yang kurang tepat akan menghasilkan foto yang kurang menggugah selera dan kurang menonjolkan hal-hal penting, seperti tekstur dan warna makanan. Pencahayaan alami dapat memberikan kesan natural dalam foto. Akan tetapi, penggunaan pencahayaan jenis ini dapat menghasilkan foto dengan pencahayaan yang berbeda-beda. Untuk menghindari hal tersebut, fotografer dapat menggunakan pencahayaan buatan dengan pengaturan pencahayaan yang lembut.

Selain keahlian dalam mengoperasikan keempat alat di atas, seorang fotografer dapat menggunakan berbagai properti pendukung agar makanan yang dipotret tampak menarik. Properti pendukung, seperti penggunaan bahan makanan, alat makan, dan napkin dapat membantu penataan makanan. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila seorang fotografer makanan juga mengetahui tentang teknik menata makanan atau food styling. Pada tingkat profesional, seorang fotografer bahkan perlu bekerja sama dengan seorang penata makanan atau food stylist untuk membantu mendapatkan bentuk tata letak makanan yang baik.

Foto: Ella Olsson/Unsplash.com

Penulis : Shofura Salma Pinasthika

Editor : Defia Okarisma

Share
Tweet
Pin

Discover More