Menilik Bencana di Indonesia melalui Karya Foto “Haze”

  • 3 mins read

Menilik Bencana di Indonesia melalui Karya Foto “Haze”

Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, khususnya wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Kebakaran hutan ini mengakibatkan timbulnya asap yang mengganggu indra penciuman dan penglihatan. Bencana kebakaran hutan tidak hanya menjadi mimpi buruk sesaat, namun ia juga menjadi memori kelam bagi yang mengalaminya. Seorang fotografer bernama Abriansyah Liberto yang merupakan lulusan Universitas Sriwijaya jurusan Teknik Elektro, memiliki memori kelam tentang asap yang menggugah rasa emosi dan empati dalam dirinya. Hal ini yang kemudian menjadi inspirasi untuk ia tuangkan dalam sebuah karya foto yang indah, namun dibalik itu mengandung kisah yang memilukan.

Abriansyah Liberto atau yang kerap disapa Berto ini merupakan seorang jurnalis foto yang bertempat tinggal di Sumatera Selatan. Pada tahun 2015, kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana besar di dunia yang sering terjadi hingga tahun 2021 di saat musim kemarau tiba. Dengan banyaknya bencana kebakaran hutan yang terjadi, Berto mulai mengabadikan peristiwa ini melalui karya photo story yang dikemas dengan visualisasi menarik. Karya photo story yang diberi nama “Haze” ini memperoleh penghargaan di ajang kontes tahunan foto jurnalistik paling bergengsi, yaitu World Press Photo (WPP) kategori long term projects wilayah South East Asia and Oceania yang diumumkan pada hari Kamis, 24 Maret 2022. 

Dalam sebuah webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022, Abriansyah Liberto menyebutkan bahwa sebagai seorang fotografer kita harus menyimpan file dokumen dengan baik karena foto merupakan harta atau aset kita dan sebuah foto merupakan sejarah untuk masa depan. Penyimpanan file dokumen yang baik mulai dari tahun 2014 hingga 2021 sangat membantu dalam proses pengerjaan proyek “Haze” karena dapat dengan mudah mengingat peristiwa yang telah terjadi dan pernah diabadikan.

Ide editing dari projek photo story “Haze” menggunakan pendekatan foto black and white. Dengan pendekatan ini, Berto berharap bahwa ia dapat menggugah rasa simpati dan empati dari para audiens terhadap peristiwa kabut asap yang sering melanda Indonesia. Menurut Berto, pendekatan ide editing foto ini sangat berpengaruh terhadap besarnya kekuatan visual foto terhadap audiens yang melihatnya.

Tidak hanya itu, terdapat cerita menarik yang melatarbelakangi pengerjaan dari projek “Haze”. Cerita ini dimulai dari adanya keresahan yang dirasakan oleh Abriansyah Liberto karena Kota Palembang dilanda kabut asap selama berbulan-bulan akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di tahun 2015. Keresahan ini semakin besar ketika di tahun 2019 anak kedua Berto lahir bertepatan dengan kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Palembang. Dari keresahannya itu, akhirnya Abriansyah Liberto membuat projek photo story “Haze” sebagai luapan keresahannya dan kritik yang membangun bagi pemerintah.

Penulis: Defia Okarisma

Editor: Mohammad Haniffatullah Sidik

Share
Tweet
Pin

Discover More