Tips & Trick Low Light Photography : Cahaya Minimal menjadi Karya Maksimal 

Mengambil gambar tidak melulu mencari tempat yang banyak cahayanya. Tempat dengan cahaya yang minim pun dapat menghasilkan foto yang ciamik. Kondisi yang kadang kurang kita inginkan, seperti langit yang mendung, ruangan yang redup, dan lingkungan yang minim adanya penerangan membuat kita melihat sisi lain dari kegelapan. Low light photography merupakan proses mengambil gambar pada kondisi yang kurang terang. Meskipun kurangnya cahaya, tetapi fotografi jenis ini akan menimbulkan kesan yang dramatis dan cerita yang misterius.

Foto : Emilia Espejel

Berikut tips untuk kamu yang ingin motret low light photography:

  1. Gunakan ISO yang lebih tinggi

Dalam kondisi minim cahaya, kita perlu mengatur ISO lebih tinggi dari pada saat dalam kondisi pencahayaan yang cukup agar sensor lebih peka saat menerima cahaya yang masuk. Misalnya, kalian bisa menaikkan ISO menjadi 400 atau 800 saat kondisi low light.

  1. Memakai Shutter Speed rendah dan stabilkan kameramu

Semakin lama shutter speed yang kamu pakai, maka akan semakin lama dan banyak lensamu mengambil cahaya di tempat yang cukup gelap. Dengan waktu pencahayaan yang lambat dan tanpa cahaya buatan (flash), kamu wajib menjaga kestabilan kameramu saat tombol shutter ditekan sampai kamera selesai menangkap cahaya agar hasil foto yang kamu abadikan tetap jernih dan tajam. Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan tripod sebagai alat pembantu menstabilkan kamera.

  1. Setting aperture dengan cermat

Bukaan pada lensa mempengaruhi seberapa terang fotomu dalam kondisi minim cahaya. Semakin kecil angkanya, maka semakin besar bukaan pada diafragma lensamu. Dalam hal ini, setiap lensa memiliki batas kemampuan bukaann diafragma yang berbeda – beda. Untuk itu, aku menyarankan untuk memakai lensa dengan kemampuan bukaan yang lebar, seperti f/1.2, f/1.4, f/1.8 dan sebagainya.

  1. Gunakan format RAW

Agar menghasilkan kualitas dan ketajaman yang maksimal, kita atur format foto agar menjadi RAW. Dari segi ukuran file jelas lebih besar daripada format JPEG, namun hasilnya pun cukup berbeda jika dibandingkan. Dengan format RAW, kamu juga lebih banyak opsi dalam proses editing foto setelah memotret. Oleh karena itu, kamu juga perlu menyiapakan memori dengan kapasitas yang cukup lega dan berkecepatan tinggi agar lebih cepat dalam memproses gambar serta mempercepat proses pemindahan file.

Foto: Matjaz Krivic
Foto: Vinod Khapekar

Penulis      : Reza Dwiki Fathurrahman

Editor        : Defia Okarisma

Share
Tweet
Pin

Discover More