Mengenal Fotografi Kedukaan, Mengabadikan Kepergian Yang Abadi

  • 5 mins read

Mengenal Fotografi Kedukaan, Mengabadikan Kepergian Yang Abadi

Fotografi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehadiran momen-momen penting dalam kehidupan. Fotografi dapat mendokumentasikan kejadian yang terlukis dari momen tersebut. Dari sebuah gambar yang ditangkap, fotografi dapat bercerita dengan memantik memori dalam pikiran untuk mengenangnya selamanya.

Mengabadikan momen penting, tidak hanya melulu perihal momen bahagia, seperti pernikahan, wisuda, ulang tahun, dan sebagainya. Namun juga momen duka seperti dipanggilnya orang terkasih ke hadapan Tuhan. Oleh karena itu, mengabadikan momen duka juga tidak kalah penting untuk dilakukan.

Memang profesi sebagai fotografer upacara pemakaman bukanlah sesuatu yang lazim kita temukan di lingkungan sekitar. Karena banyak dari masyarakat kita masih menganggap jika mengabadikan momen-momen terakhir dalam upacara pemakaman bukanlah hal yang penting, bahkan tabu.

Padahal, di sisi lain jika momen tersebut dijepret dengan baik, maka dapat menjadi album kenangan untuk menjadi pengingat dan warisan kepada anak cucu terhadap sosok orang tersebut. Akan tetapi memang untuk mendapatkan hasil jepretan terbaik, diperlukan fotografer yang sudah berpengalaman menghadapi momen duka ini karena mengabadikan momen kedukaan memiliki karakteristik suasana dan rintangan yang sangat berbeda dengan event-event lainnya, seperti pernikahan dan wisuda. Fotografer kedukaan akan “bermain” dengan etika dan kenyamanan saat melakukan pengambilan gambar. Sebab, pada saat momen seperti ini orang-orang akan lebih sensitif terhadap gangguan-gangguan yang ada di sekitar mereka, termasuk seseorang yang sedang memotret.

Oleh karena itu, komunikasi antara fotografer dengan klien harus terjalin dengan baik sebelum proses pemotretan dilakukan agar kedua belah pihak merasa nyaman. Komunikasi mengenai upacara keagamaan apa atau adat bagaimana yang digunakan menjadi informasi dasar yang harus diketahui oleh fotografer untuk menentukan strategi yang akan digunakannya.

Fotografer juga dapat bertanya mengenai momen-momen apa saja yang ingin di-highlight oleh klien. Selain itu, komunikasi tentang hal-hal yang harus dihindari atau rangkaian acara yang belum diketahui oleh fotografer tak luput untuk selalu dilakukan.

Setelah melakukan komunikasi, alangkah baiknya jika fotografer segera melakukan survei lokasi upacara pemakaman untuk melihat kondisi tempat terutama pencahayaan yang ada di lokasi tersebut karena cahaya merupakan faktor terpenting dalam menghasilkan gambar pada fotografi. Namun, jika tidak memungkinkan untuk melakukan survei terlebih dahulu, fotografer dapat meminta klien untuk mengirimkan gambar atau video suasana tempat upacara pemakaman apabila mereka berkenan untuk mendapatkan gambaran.

Setelah itu, persiapkan perlengkapan memotret yang memadai dan gunakan atribut yang tidak mencolok atau terlihat berlebihan. Seperti menggunakan pakaian gelap agar tetap terlihat membaur dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan begitu, hal ini akan meminimalkan bentuk gangguan kepada orang yang hadir di tempat tersebut.

Pada saat memulai sesi pemotretan, selalu perhatikan momen-momen penting dalam rangkaian acara tersebut. Seperti pada saat pemuka agama memberikan doa, saat peti dibawa oleh orang-orang, momen berkumpulnya keluarga klien, dan lain sebagainya. Namun, perlu diperhatikan kembali ketika sedang memotret agar tidak mengganggu prosesi acara dan orang-orang yang berada di tempat tersebut.

foto: The Good Funeral Guide/Unsplash.com

Jangan sampai kita menutupi pandangan pemuka agama atau orang-orang, sehingga kita harus mencari posisi yang tepat untuk mendapatkan momen tersebut. Sebagai fotografer, tentu kita sebaiknya tidak melakukan banyak gerakan seperti mondar-mandir agar tidak mengganggu mereka. Berpindah posisi secara diam-diam dan tidak tergesa-gesa menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Selain itu, hindari juga penggunaan flash yang mengganggu. Memotret wajah orang yang berada di tempat tersebut juga perlu dihindari. Jika tidak diminta, maka sebaiknya menghindari memotret wajah seseorang. Karena biasanya orang-orang tidak senang dipotret ketika mereka sedang menunjukkan ekspresi sedihnya.  Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita memotret dari sisi belakang orang tersebut untuk tetap memberikan kenyamanan. 

Salah satu hal yang penting bagi fotografer kedukaan adalah keterbukaan terhadap klien atau orang yang dipotret. Jika ada klien atau orang yang ingin melihat hasil jepretan dari kamera dan menginginkan foto tersebut untuk dihapus, maka fotografer seharusnya dengan segala kerendahan hatinya akan menghapus foto tersebut. Hal ini lagi-lagi soal bagaimana menghormati kenyamanan mereka.

Bentuk penghormatan lainnya adalah dengan tidak memotret secara terus-menerus. Dalam artian bahwa di sisi lain seorang fotografer dibayar untuk memotret momen, namun adakalanya kita berhenti memotret sejenak untuk memberi penghormatan kepada mendiang, seperti turut memberikan doa ketika pemuka agama sedang mendoakan, memotret dengan secukupnya, dan selebihnya kita berikan penghormatan kepada mendiang dan keluarganya.

Selain harus memperhatikan kenyamanan klien, fotografer kedukaan juga harus peka terhadap detail-detail objek yang akan dipotret. Fotografer harus mampu membaca dan membingkai objek-objek yang menyelimuti upacara pemakaman tersebut sebagai simbol yang dapat mewakili mendiang.

foto: Pavel Danilyuk/Pexels.com

Karena pada saat-saat seperti itu, keluarga klien tidak akan memperhatikan detail-detail kecil dari benda-benda yang ada di tempat pemakaman tersebut. Di sini fotografer kedukaan berperan untuk menarasikan objek-objek misalnya bunga yang ada di dekat peti sebagai simbol kepergian mendiang melalui jepretan foto tersebut. Foto-foto yang secara tidak langsung mewakili mendiang akan menjadi pengingat bagi keluarga klien dimasa yang akan datang.

Menjadi fotografer kedukaan merupakan pekerjaan mulia karena dapat membantu keluarga klien untuk mengenang sang mendiang. Di tengah tekanan saat memotret akibat harus berjibaku dengan etika dan kenyamanan, hal tersebut akan terbayar dengan senyum bahagia klien ditengah rundungan dukanya.

Dengan demikian, fotografi kedukaan merupakan sebuah seni dalam duka untuk mengenang makna dari orang tercinta yang telah tiada. Memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah, namun fotografi kedukaan akan merawat kisah bagi mereka yang sudah berpisah.

Penulis : Andika Nur Latif

Editor : Defia Okarisma

Share
Tweet
Pin

Discover More