Kamera Analog: Ribet Tapi Nagih

Foto: Aryasatya Rizky Pradana

Benda usang itu kini kembali eksis. Si kecil analog, kamera yang menggunakan media film untuk memotret. Film yang dimaksud ialah rol film yang mana memiliki fungsi yang sama seperti memori, namun untuk melihat hasilnya perlu dilakukan pencucian yang terbilang cukup rumit.

Istilah “Ribet Tapi Nagih”, sangat relate bagi kamu pecinta fotografi analog. Anak muda apalagi kaum remaja khususnya, mulai menggandrungi dan ikut serta dalam tren kamera analog meski berada  di tengah dominasi kamera digital.

Untuk menghasilkan foto analog tentunya dimulai dari pengambilan objek yang kemudian akan tercetak pada film karena adanya reaksi kimia. Film analog memiliki bentuk berupa strip tipis dan transparan dimana satu sisi strip film dilapisi dengan emulsi gelatin yang akan menentukan kualitas dan resolusi foto.

Film menjadi sangat sensitif terhadap cahaya karena dipengaruhi zat kimia yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui bagaimana menggunakan kamera analog agar tidak mendapat cahaya yang berlebih. Apabila cahaya berlebih, film akan ‘terbakar’ atau menghasilkan foto yang tidak jelas.

Selanjutnya, film diproses di lab atau disebut dengan ‘kamar gelap’ dimana proses pencucian harus dilakukan dalam ruangan tanpa cahaya dengan menggunakan beberapa bahan kimia hingga akhirnya hasil foto dapat muncul.

Sensasi gelap-gelapan saat memproses film memang cukup rumit dibanding kamera digital yang serba praktis. Tapi justru disinilah keseruannya. Pengalaman memotret menggunakan kamera analog dimana hasil foto tidak dapat dihapus, menjadikan fotografer harus benar-benar memperhatikan objek mana yang ingin difoto dan tidak sembarang memotret. Karena dalam satu rol film biasanya hanya terdapat 24 hingga 36 frames

Meskipun harus melalui proses yang panjang, namun foto yang dihasilkan terkesan vintage dan aesthetic. Hal ini dipengaruhi oleh jenis film yang digunakan, karena tiap roll memiliki tone warna yang berbeda. Foto dengan kesan lawas ternyata memiliki banyak peminat, terbukti saat ini ada 4,6 juta postingan dengan hastag #35mmphotography pada laman media sosial Instagram. 

Selain itu, hal yang penting untuk diketahui yaitu terkait budget. Setidaknya dibutuhkan modal sekitar Rp150.000 hingga Rp200.000 untuk sekali bermain kamera analog. Jumlah tersebut merupakan estimasi untuk membeli rol film dan mencuci film.

Bermain kamera analog memang lumayan merogoh kocek dan melatih kesabaran karena proses yang panjang dan bikin penasaran. Namun, sepadan dengan foto yang dihasilkan, meski jadul tapi tetap gaul.

Penulis : Dara Anggarani Safira 

Editor : Defia Okarisma

Share
Tweet
Pin

Discover More