Rumah terwujud atas sesuatu kata nyaman, terang, dan hangat. Makna yang seharusnya dan sewajarnya.
Namun, anak kecil itu justru mendapat cerminan keterbalikan dari itu semua yang tercetus atas bertarungnya sosok adam dan hawa dalam rumahnya yang semestinya menjadi panutan.. Rumah yang kini menjadi tempat gelap dan penuh amarah yang tak ingin ia tinggali lagi. Rumah yang sudah tak ada lagi rasa damai, tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
Hingga pada suatu masa, anak kecil itu mendapati rasa kedamaian yang ia rindukan seperti saat dahulu keluarganya utuh. Rindu atas kedamaian di dalam keluarga itu memaksa untuk menutup lembaran kisah atas perjalanan cerita dalam keluarganya. Tekadnya besar meskipun ia masih kecil, berharap untuk segera mendapati kisah lembaran baru berisi sesuatu yang hangat, terang, dan nyaman.
Warna merah pekat menggambarkan amarah yang terus menyelimuti rumah itu dan warna biru di sampingnya menggambarkan harapan seorang anak untuk memiliki kedamaian dan kenyamanan dalam keluarganya.
Eka Nur Fitria