Fotografi Human Interest : Realita Sosial Dalam Bidikan Lensa

  • 2 mins read

Fotografi Human Interest : Realita Sosial Dalam Bidikan Lensa

Foto: Seto Nugroho

Karya seni fotografi dengan jenis human interest banyak menekankan tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Penggambaran realita kehidupan sangat erat kaitannya dengan jenis fotografi ini.

Berangkat dari pengalaman serta melihat apa yang ada di sekitar Sang Fotografer, merupakan kunci utama terciptanya keindahan fotografi jenis ini. Tak selalu soal peristiwa, fotografi human interest mengedepankan emosi dan pesan yang disampaikan melalui raut wajah dari objek fotografi.

Foto: Pinterest/Nafi’ah Zahra
Foto: Putri Rias Pratiwi

Human interest sendiri banyak diminati oleh fotografer pemula, karena kemudahan dalam menemukan objeknya. Cukup berjalan mencari keramaian rasanya sudah bisa mencari objek untuk fotografi jenis ini. Meski begitu, pesan apa yang coba disampaikan dari raut wajah atau ekspresi objek harus diperhatikan.

Sering kali foto human interest menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman. Sebenarnya, human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.

Sifatnya yang natural dan tak bisa ditambahkan ataupun ekspresi pada objek foto juga menjadi tantangan untuk mendapatkan foto yang baik tetapi dengan objek senatural mungkin. Keahlian Sang Fotografer sangat berpengaruh dalam mengarahkan serta menciptakan suasana untuk mendukung hasil foto yang sesuai dengan target.

Pada awalnya, fotografi jenis ini dibuat untuk memvisualisasikan media massa cetak seperti koran atau majalah. Tidak heran, jenis fotografi ini dipandang pula sebagai bagian dari photography journalism. Pasalnya, kita akan diminta untuk memotret pengalaman dan momen hidup manusia. Hanya saja, seiring berjalannya waktu lingkupnya menjadi semakin luas. Sering kali dijadikan ikon di galeri, dipajang pada pameran seni, atau bahkan kepentingan komersial.

Penulis: Seto Nugroho

Editor: Defia Okarisma 

Share
Tweet
Pin

Discover More