Di dalam hiruk-pikuk kehidupan, sering kali seseorang menemukan dirinya terjebak dalam labirin tuntutan orang lain. Ketika kita melangkah ke dunia, kita membawa potongan-potongan jati diri yang unik dan berharga. Dari selembar kanvas putih kosong, menunggu untuk diwarna dengan keunikan dan karakter di dalam dirinya. Namun, suara-suara luar yang keras dan terus-menerus menghadirkan tuntutan yang menggema dalam diri kita, menyebabkan rancangan yang telah dibuat menjadi tak tau arah. Inilah saat ketika seseorang mulai merasa kehilangan jati dirinya, kehilangan tujuan yang telah ia rancang, kehilangan mimpi dari seorang lelaki yg berambisi, hingga pada titik dimana ia mempertanyakan “dimana aku yang sebenarnya?”
Tak sepenuhnya disebabkan oleh gema-gema dan suara bising dari luar. Setiap orang memiliki hak memilih atas dirinya, Hiraukan atau Ikuti. Sering kali, pilihan tetap jatuh pada kata “Ikuti”. Benang-benang yang mewakilkan perasaan emosi, benang biru merepresentasikan perasaan sedih dan merah menggambarkan rasa amarah. Biru dan merah menyelimuti dirinya hingga menyebabkan ia kehilangan jati diri karna tak memilih kata “Hiraukan”.
Fathimah Aliya Al Atsari