Di tengah arus modernisasi dan banyaknya orang yang berlomba-lomba untuk mencari harta, namun tidak dengan para abdi dalem yang dengan ikhlas setia mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada sang raja. Abdi dalem menjadi simbol pengabdian yang tak lekang oleh waktu. Sudah sejak didirikannya Keraton Yogyakarta, hingga saat ini abdi dalem masih meneruskan tongkat estafet untuk generasi setelahnya.

Perjalanan menuju ke Keraton dilalui abdi dalem dengan mengayuh sepeda onthel yang sama tua nya dengan beliau. Memasuki regol (gerbang) Keraton dengan disambut lalu lalang aktivitas. Aktivitas yang setiap hari dijalankan oleh abdi dalem yang sedang bertugas.

Menelusuri ke dalam Keraton, tepat pada pukul 11 siang terdapat langkah irama rombongan abdi dalem putri atau keparak berjalan menapaki kediaman sang raja untuk menyuguhkan teh yang sudah diracik di patehan. Terdapat abdi dalem duduk bersila di bawah teduhnya rindang pohon menghadap ke kediaman sang raja. Berbalut busana peranakan lengkap dengan keris yang disematkan dibelakan.

Senda gurau di tengah kesederhanaan nampak menjadi bagian dari suasana sehari hari di keraton. Uang bukanlah orientasi mereka dalam mengabdi kepada sang raja, tetapi keberkahan dan kebahagiaan yang mereka kejar. Mereka percaya dengan “ngalap berkah” dapat membuat ketenangan batin selama hidupnya.

Mavira Fitri Maharani Arlesta Putri