Sejak tahun 1546 bangunan ini didirikan dan menjadi masjid tertua yang ada di Kota Surakarta, penggunaan ejaan tempo dulu masih terpasang dengan baik di salah satu dinding masjid untuk memberikan kesan lawas pada bangunan ini. Masjid Laweyan ini masih berfungsi secara penuh sebagaimana masjid pada umumnya. Sebelum dialihfungsikan menjadi masjid, bangunan ini dulunya adalah Pura, tempat ibadah umat Hindu. Akulturasi yang sangat jelas terlihat dari bangunan masjid yang bertingkat-tingkat menunjukkan kasta pada masa Hindu, sedangkan kerucut yang berada di atas hingga bentuk atap yang sedikit miring di tengah, tidak seperti limas pada umumnya, menjadi bukti akulturasi budaya antara Hindu dan Islam.

Masyarakat masih menggunakan masjid ini sebagai tempat ibadah dan tetap melestarikannya dari generasi ke generasi menjaga keabadian yang dimiliki. Tempat ini akan abadi oleh orang-orang yang memiliki nilai keabadian dan menjaganya untuk selalu kokoh berdiri. Tanpa mereka yang menjaganya, niscaya bangunan ini tidak akan bisa kita lihat.

M Rifqi Rafly Ramadhan