Pada kenyataannya manusia selalu membangun identitas dirinya sendiri sedari dini hingga usianya usai nanti. Dalam perjalanannya, layaknya teka-teki dimana identitas itu datang untuk membangun banyak rasa yang ada pada dalam dirinya. Identitas yang setiap harinya memiliki rasa yang berbeda, hingga pada akhirnya ia mampu menghadirkan sosok wadah yang diisi atas identitas itu secara utuh.

Setelahnya, manusia akan mencoba merekontruksi dan memahami identitas dirinya. Teka-teki yang telah ia susun dengan tiki-taka nya adalah gambaran atas apa yang ia coba bangun selama ini.

Potongan-potongan ini lalu membentuk potret dimensional yang dapat disusun kembali untuk mengekspreksikan bahwa identitas adalah kontruksi dari diri kita sendiri.

Dziki Fahmil Khasani