Dari Hobi Jadi Seni

  • 2 mins read

Pak Pong merupakan satu-satunya pengrajin barongsai di Yogyakarta. Beliau bercerita, sejak zaman pemerintahan presiden Gus Dur, Ia sudah berkelana menjajakan kerajinan barongsainya di berbagai daerah seperti Semarang, Solo dan daerah lainnya. Namun untuk saat ini, Pak Pong hanya menjajakan barongsai di depan rumahnya, tepatnya di Jalan Pajeksan, Sosromenduran, Yogyakarta.

Awalnya, Pak Pong hanya diajak berlatih barongsai bersama dengan teman-temannya yang berasal dari etnis Tionghoa, menjadikannya satu dari segelintir orang dengan etnis Jawa yang ikut berlatih barongsai saat itu. Dari sana lah tumbuh keinginan beliau untuk mempelajari barongsai lebih dalam lagi dengan mulai mempelajari kerajinan barongsai lebih dalam.

Pak Pong tidak sendiri, beliau ditemani oleh anak cucunya serta tetangga yang ikut membantu mengerjakan pesanan barongsai mulai dari pesanan individu sampai dengan pesanan untuk satu kelompok pemain barongsai. Pembeli kerajinan Pak Pong pun berasal dari berbagai daerah baik lokal maupun manca negara. Kerajinan barongsai ini menjadi mata pencaharian keluarga serta tetangga di sekitar rumah tempat Pak Pong tinggal.

Barongsai buatan Pak Pong terdiri dari bahan daur ulang seperti kardus dan kertas bekas serta dari rotan. Untuk bahan daur ulang, Pak Pong menggunakan cetakan yang terbuat dari batu. Cetakan ini kemudian di lapisi oleh kertas bekas dan direkatkan menggunakan adonan lem yang terbuat dari tepung kanji. Butuh 3-4 lapis kertas untuk membuat kepala barongsai yang kuat.

Sebagai seorang pengrajin barongsai, Pak Pong telah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi budaya dan ekonomi sekitarnya. Dalam upaya melestarikan warisan budaya ini, Pak Pong berharap bahwa seni tradisional seperti barongsai terus hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang.

Cheryl Nadya Ananda F

Share
Tweet
Pin

Discover More