Proses perjalanan panjang hasil karya agung leluhur dari Relief Candi berkembang ke dalam media daun Rontal hingga kemudian kulit kayu yang biasa di sebut Daluwang. Wayang beber adalah seni wayang yang muncul serta berkembang di Jawa pada masa Pra Islam sehingga digunakan sebagai media untuk menyebarkan ajaran agama. Wayang beber merupakan wayang yang berupa lukisan, dibuat pada media kertas Daluwang atau kanvas, berisikan cerita yang akan dikisahkan oleh dalang dengan cara membeberkannya. Dari beberapa jenis wayang yang terdapat di Nusantara, ada keistimewaan dari Wayang Beber yakni isi ceritanya merupakan hasil karya asli kearifan lokal. Tempat khusus untuk menyajikan koleksi Lukisan Wayang Beber berada di Museum Wayang Beber Sekartaji yang menjadi museum pertama di Nusantara sekaligus di dunia.
Bermula dari kegelisahan hati seorang pemuda asal Bantul, Yogyakarta terhadap Nusantara. Eksistensi Wayang Beber saat ini masih kalah populer dibanding jenis wayang lainnya, padahal Wayang Beber merupakan wayang tertua di Nusantara. Karena kebudayaan lahir dari cipta karsa manusia, Indra Suroinggeno mendirikan Museum Wayang Beber Sekartaji pada tahun 2017 dan di resmikan oleh Bupati Bantul Bapak Drs. H. Suharsono. Melanjutkan budaya Nusantara dengan mengoleksi lukisan-lukisan Wayang Beber dan mementaskan kembali pagelaran Wayang Beber untuk generasi penerus bangsa. Sehingga kesenian ini menjadi terangkat kembali dan mulai dikenal oleh khalayak. Beliau juga mengajarkan budaya ini kepada masyarakat mulai dari anak-anak hingga remaja. Melalui program Wajib Kunjung Museum (WKM) anak-anak SD hingga SMP dapat belajar langsung dari seorang ahli Wayang Beber.
Selain itu, salah satu program dari Museum Wayang Beber Sekartaji yaitu membuat kertas Nusantara dari batang pohon Daluwang. Mengangkat tagline ‘tak kenal maka tak wayang’ maka secara perlahan-lahan masyarakat mampu untuk mempelajari kebudayaan ini supaya tidak tergerus oleh zaman. Kegigihan seorang Indra Suroinggeno ini akan terus mengalir dengan adanya generasi penerus bangsa layaknya Amerta, yang berarti abadi dan tak terlupakan. Semua ini akan terjadi apabila mulai dari kita untuk lebih peduli terhadap kebudayaan Nusantara, kamu kapan?
Fatchur Rochman Wizdan Ashidqi