Sukma ning Penumbra

  • 2 mins read

Sejak abad ke-10, topeng menjadi salah satu unsur yang digunakan dalam seni tari yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan roh-roh leluhur dan dianggap sebagai representasi dewa- dewa. Salah satu maestro tari yang telah melalang buana ke berbagai benua dengan karya tari topeng kontemporernya adalah Martinus Miroto. Beliau memiliki satu topeng yang menjadi ciri khas dan mempunyai ‘jiwa’-nya sendiri, yang dinamainya dengan “Sang Penumbra”.

Bersama topeng itu, Miroto berhasil mementaskan sebuah karya tari topeng kontemporer dengan nama Penumbra ke berbagai penjuru dunia, termasuk benua Eropa, Asia, Amerika dan Australia. Dalam tarian tersebut, Miroto menginterpretasikan topeng Penumbra sebagai wujud nyata ‘jagad dalam’ yang akan senantiasa melakukan komunikasi dengan ‘jagad luar’-nya. Setelah kepergiannya, keberadaan topeng Penumbra dan karya tari topeng kontemporer masih terus dirawat, dijaga dan dilestarikan oleh orang-orang terdekat dan murid- muridnya.

Topeng Penumbra hingga saat ini masih ‘hidup’ dan menjadi simbol representasi keabadian jiwa Miroto. Rasa yang sekian tahun lamanya telah ditanamkan di dalam topeng tersebut menjadi abadi. Raga yang tiada justru semakin menguatkan eksistensi jiwa yang tertanam di dalamnya. Kerinduan akan sosok kekasih dan bapak dapat tersampaikan dengan percakapan antara sang istri dan anak melalui topeng Penumbra. Dalam bentuk topeng Penumbra, Miroto akan terus ada dan turut menemani sisa perjalanan hidup orang-orang yang menyayanginya.

Shafira Puti Krisnintya

Share
Tweet
Pin

Discover More