Pernahkah terbayangkan seorang remaja berusia belasan tahun mencoba untuk mengatur berbagai emosi secara bersamaan yang berkecamuk di dalam benaknya? Seorang dirinya yang disertai dengan kelabilan khas anak remaja mampu memainkan peran sebagai desainer perasaan.
Merelakan tubuhnya sendiri seolah menjadi boneka manekin untuk merangkai dan menyusun lembar demi lembar kertas dalam membentuk baju impiannya. Dirinya memilih kertas berwarna-warni sebagai bentuk penggambaran dari berbagai emosi. Kesedihan, keceriaan, ketenangan, bahkan hingga perasaan menggebu ketika suka terhadap seseorang.
Namun, sesungguhnya dirinya merupakan manusia yang memiliki perasaan dan bukan boneka manekin sungguhan. Kegiatannya dalam merangkai usai setelah berada pada fase kelelahan yang menyebabkan rasa bosan. Bagai warna putih yang terdapat pada bagian baju yang ia rangkai, penggambaran atas perasaan dingin dan hambar.
Suci Sekar Sari