Petis Jombang

  • 2 mins read

Makanan ikonik khas Jawa Timur yakni rujak cingur memang tidak asing di telinga masyarakat. Namun, bumbu pelengkap makanan tersebut yakni petis jarang dikenali. Petis ini berbentuk cair kental berwarna hitam dan ada juga yang berwarna coklat. Warna tersebut dipengaruhi dari bahan dasarnya yaitu udang dan ikan. Walaupun demikian, petis yang berwarna coklat lebih banyak permintaan di pasar. Rasa khas petis yang gurih manis menjadi primadona tersendiri bagi penikmat olahan ini. Namun tidak banyak juga yang suka, alasannya karna alergi atau tidak selera dengan penampilannya yang terlihat tidak sedap.


Pembuatan petis dilakukan menggunakan kuali besar dengan bahan bakar kayu. Setiap hari pegawai yang akrab dipanggil Cak To, bergelut dengan aroma amis khas udang dan ikan yang menyeruak. Proses pembuatan petis diawali dengan pembuburan. Pembuburan ini dilakukan sehari sebelumnya untuk difermentasi semalaman. Kemudian, bubur petis yang sudah didiamkan semalaman, disaring menggunakan ayakan khusus. Tahap ini terbilang lama karena dilakukan secara manual, sedangkan pengadukannya dilakukan dengan mesin. Setelah penyaringan bubur mencapai setengah kuali, baru ditambahkan bahan lain seperti tepung, garam, dan gula jawa. Membutuhkan 6 -7 jam sampai petis matang. Petis dikemas dalam kotak saat masih panas untuk menjaga teksturnya sehingga mudah dipindahkan. Esoknya, petis tersebut dapat didistribusikan ke pasar, ada juga pelanggan yang langsung membeli ke pabrik.


Proses yang menguras waktu dan tenaga membuat banyak orang tidak menekuni usaha ini. Pabrik petis yang masih bertahan yaitu meneruskan usaha keluarga secara turun temurun. Walau perkembangan zaman sudah lebih modern, pengolahan petis tetap dijaga agar cita rasanya tidak berubah. Adanya pabrik petis turut serta melestarikan makanan khas Jawa Timuran. Cak To berharap agar petis tetap dikenal generasi selanjutnya, dan tentunya mengenalkan pada masyarakat luas bahwa petis masih eksis.

Ekky Ayu Niasari

Share
Tweet
Pin

Discover More