Mbah Lasiyo Syaifudin, Sang “Profesor” Pisang dari Bantul

  • 3 mins read

Mbah Lasiyo Syaifudin, Sang “Profesor” Pisang dari Bantul

Usia yang tak lagi muda tak menghambat seseorang untuk berinovasi. Selama seseorang memiliki niat dan kemauan yang disertai dengan kreativitas, inovasi bisa diciptakan, seperti yang telah dilakukan oleh Mbah Lasiyo Syaifudin. Ketidakpastian hidup dan ketidakinginan terus di sisi roda yang sama, mbah lasiyo tidak berpangku tangan saja. Apalagi setelah yogyakarta terkena bencana gempa bumi 2006 lalu, situasi kian memburuk. Mbah Lasiyo menyadari nasib haruslah diubah ke arah yang lebih baik. Dalam upayanya untuk membalikkan keadaan, Mbah Lasiyo mencetuskan ide pemberdayaan warga dalam menanam tanaman pisang. Alasan Mbah Lasiyo memilih pisang sebagai obyek budidaya sebenarnya cukup sederhana. Menurutnya, budidaya pisang itu cukup mudah, bibitnya murah, dan di mana-mana bisa ditanam.  Namun idenya itu baru bisa direalisasikan pada akhir 2007. Pada waktu itu, Mbah Lasiyo mendapat bantuan pembelajaran dari pemerintah. Dari sanalah, ia mengajukan diri untuk mendapatkan pembelajaran tentang budidaya pisang mulai dari proses pembibitan, pemberantasan hama penyakit, pasca panen, pengolahan, dan pasca pemasaran. Dalam program itu, ia mengajak masyarakat untuk ikut serta.

Dalam melakukan budidaya pisang, Mbah Lasiyo menggunakan bahan alami seperti pupuk organik, pestisida alami, dan agen hayati. Namun dalam menggunakan bahan alami itu, Mbah Lasiyo harus melakukan berkali-kali uji coba untuk mendapatkan komposisi bahan yang terbaik. Biasanya, ia melakukan uji coba sebanyak tujuh kali sampai kemudian mendapatkan hasil yang bagus. Mbah Lasiyo mengatakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pestisida alami berasal dari tanaman yang ia tanam sendiri. Bahan-bahan itu di antaranya, umbi temu ireng, temulawak, daun misoni, daun sambiloto, dan daun pepaya. Bahan-bahan itu kemudian dipotong kecil-kecil dan kemudian direbus. Air dari hasil rebusan itu kemudian difermentasi selama tiga bulan. Setelah itu air fermentasi itu disaring dan digunakan untuk proses pembibitan. Dalam menemukan metode itu, Mbah Lasiyo mengaku tidak mendapatkan referensi dari buku manapun, melainkan murni berasal dari buah pikir Mbah Lasiyo sendiri. Menurutnya pestisida alami itu lebih  ramah lingkungan, murah, dan hasil pisang yang diproduksi nantinya lebih menyehatkan

Atas temuannya dalam pembibitan dan budidaya pisang secara alami ini, banyak orang memanggil Mbah Lasiyo dengan sebutan Profesor Pisang. Tak hanya itu, atas jasanya dalam menemukan metode alami budidaya pisang itu, Mbah Lasiyo diundang ke Italia pada 2016 untuk menghadiri Seminar Internasional di sana. Mbah Lasiyo menjelaskan, ia bisa diundang ke sana untuk mewakili Indonesia karena memperlakukan tanaman pisang dengan metode yang berbeda dari pada yang lain. Penemuan pengolahan tanaman pisang secara alami itu kemudian ditularkan pada masyarakat setempat, besar harapan Mbah Lasiyo, masyarakat serta budidayawan pisang dan tanaman lainnya mampu menggunakan bahan alami seperti pupuk organik, pestisida alami, dan agen hayati guna menjaga kualitas tanaman serta mendapatkan hasil yang maksimal sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi di masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

Muhammad Rayhan Firdausi

Share
Tweet
Pin

Discover More