Kisah di Balik Balok-Balok Kayu

  • 2 mins read

Kisah di Balik Balok-Balok Kayu

Penebang pohon mungkin menjadi profesi yang jarang dikenal dan dibicarakan orang-orang. Pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh orang-orang yang masih kuat untuk melakukan pekerjaan dengan tenaga besar. Kendati demikian, masih ada orang yang menekuni pekerjaan ini meski sudah masuk usia senja.

Mbah Sukisno atau yang akrab dipanggil Mbah No, seorang warga Desa Wukirharjo yang menekuni profesi penebang pohon sejak tahun 2000. Sudah dua puluh dua tahun lebih Mbah No menekuni profesi yang menantang nyawa ini. Meskipun sudah berusia lanjut, Mbah No tetap semangat memanggul gergaji mesin untuk pergi ke kebun dan menebang pohon-pohon yang tingginya tidak bisa dianggap remeh. Mbah No memanjat pohon dengan peralatan sederhana, berupa tangga bambu dan tali yang minim dengan alat keselamatan seadanya.

Dimulai dari memangkas dahan, merobohkan batang hingga menghilangkan hewan-hewan berbahaya di pohon. Tidak berhenti di situ, pekerjaan ini juga membutuhkan kecermatan dalam memperhitungkan ukuran balok-balok kayu. Kesehatan dan nyawa kerap kali menjadi taruhannya. Pasalnya, Mbah No tidak menggunakan peralatan keamanan yang memadai sehingga serbuk-serbuk kayu ikut terhirup sepanjang beliau melakukan pekerjaannya.

Kata keberanian menggambarkan apa yang dilakukan oleh Mbah No selama ini. Beliau berangkat dengan berbekal peralatan keselamatan sederhana dan keyakinan mencari pundi-pundi uang untuk menghidupi kehidupan. Bagi laki-laki berusia 58 tahun ini, meski penuh resiko, melakukan pekerjaan ini tetap menjadi kebahagiaannya.

Shofura Salma Pinasthika

Share
Tweet
Pin

Discover More