Harapan dan Warisan

  • 2 mins read

Harapan dan Warisan

Salah satu pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Selain tidak berkutat dengan zaman, buku juga tak mengenal dimensi ruang dan waktu. Sejak zaman ditemukannya kertas papirus yang terus berkembang hingga menjadi e-book, buku menjadi sumber pengetahuan dan segala hal baru yang kita dapatkan disamping menjadi sumber pendapatan bagi sebagian kalangan.

Bu Sri dan bu Nani merupakan salah satu bagian dari kalangan itu, ruko usang miliknya adalah hasil warisan dari pendahulnya. Keduanya memutuskan untuk bertahan karena tekanan ekonomi, selain itu mereka juga berusaha untuk menjaga warisan dari orang tuanya yang dimulai sejak tahun 60-an. Sedikit berbeda dengan pak Marsudi, toko buku milik ayahnya itu di wariskan kepadanya sejak muda. Tak ada yang tau kapan rejeki yang akan datang dengan bermodal buku bekas yang ia punya. Namun ada satu hal yang pasti, ia ingin menjaga warisan dari kedua orang tuanya itu entah sampai kapan nanti. Terakhir ada bu Maryati, ia merupakan sosok terakhir yang singgah untuk mencari nafkah di komplek itu. Bu Maryati melaju dari bantul ke Gondomanan sejak tahun 2010, toko buku miliknya itu ia beli ke pemilik sebelumnya pada tahun 2009.

Tiga ruko yg terletak di emperan selatan perempatan gondomanan tak lagi muda usianya. mereka tetap berusaha bertahan di zaman yang serba digital. buku-buku lusuh cetakan puluhan tahun lalu tertata rapi di setiap raknya. menjadi salah satu harap, barangkali mereka pecinta buku lama datang untuk membelinya. Walau sering dibilang terlampau kuno, mereka tetap membuka toko demi pundi rupiah dan meneruskan warisan keluarga.

Dziki Fahmil

Share
Tweet
Pin

Discover More