Blangkon Pak Danang, Sederhana namun Bermakna

  • 2 mins read

Blangkon Pak Danang, Sederhana namun Bermakna

Blangkon dikenal sebagai atribut penutup kepala yang dipakai dalam pakaian tradisional khas budaya Jawa. Nama blangkon sendiri diambil dari bahasa Belanda “blanco” yang berarti siap pakai. Tak hanya sebagai aksesoris, blangkon memiliki kisah dan filosofinya tersendiri. Umumnya, Blangkon Jogja memiliki 17 lipatan / wiru. Jumlah lipatan 17 ini memiliki arti jumlah rakaat shalat dalam sehari.

Pak Danang, pengrajin blangkon asal Yogyakarta ini telah menekuni usaha produksi blangkon sejak tahun 1900-an. Hal ini tak semata-mata ia lakukan untuk mengais rezeki, namun juga sebagai upayanya untuk melestarikan salah satu aset kebudayaan Jawa yang ia yakini dapat terus berkembang. Griya Blangkon Pak Danang yang sederhana namun bermakna ini menjadi saksi bisu atas kerja kerasnya. Meski bekerja sendiri dan hanya dibantu alat-alat nan sederhana, ia mampu bertahan dan terus memproduksi beraneka ragam motif blangkon.

Pada pameran kali ini, kami mengangkat tema besar berjudul “Amerta” yang diambil dari bahasa Sanskerta. Kata “Amerta” sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat abadi dan tidak terlupakan. Sama halnya dengan foto ini yang berusaha mengabadikan kisah Pak Danang yang selama puluhan tahun terus berupaya memproduksi blangkon. Upaya tersebut ia lakukan sebagai salah satu bentuk apresiasinya terhadap budaya, serta untuk mempertahankan eksistensi blangkon sebagai salah satu aset kebudayaan khas Jawa ini.

Kania Syafiqa Kiranatri

Share
Tweet
Pin

Discover More