Manusia Silver, mungkin sudah tidak asing dan bisa dengan mudah kita jumpai di setiap sudut jalanan di Yogyakarta. Setelah melumuri sekujur tubuhnya dengan cat warna perak, mereka mematung di jalanan. Berharap perhatian masyarakat memberikan Rupiah demi Rupiah untuk nafkah.
Hal ini mulai menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia semenjak pandemi Covid-19 menyerang. Ketidakmampuan dan minimnya skill yang dimiliki menjadi alasan utama para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19 untuk banting setir menjadi manusia silver. Fenomena manusia silver ini telah melampaui batas usia dan gender. Pria, Wanita, orang tua hingga anak-anak pun turut serta menjadi manusia silver. Bahkan untuk menjadi seorang “manusia silver” orang tersebut juga harus melampaui dirinya sendiri untuk sukarela diwarnai seluruh tubuhnya dan rela berkawan dengan teriknya sinar matahari.
Haris Aji