Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai daerah dengan nilai kebudayaan yang tinggi. Dari ciri khas bahasa, budaya, hingga transportasinya, seolah menyimpan keistimewaan tersendiri. Berbicara tentang alat transportasi, siapa yang tak kenal dengan Andong, kereta yang ditarik menggunakan tenaga kuda tersebut begitu populer di kota dengan sejuta budaya ini.
Di atas aspal Kota Yogyakarta, bunyi andong seolah menjadi irama yang begitu khas. Namun, kini telah terusik oleh ramainya ribuan kendaraan yang berlalu lalang memenuhi jalanan. Derap langkah kaki kuda dan putaran roda andong kini mulai terseok tergilas oleh perkembangan zaman yang begitu cepat. Andong yang sempat berjaya pada waktunya itu pun kini perlahan memudar, seperti roda andong yang terus berputar.
Sukar, pria paruh baya yang masih menggantungkan hidupnya sebagai seorang kusir untuk mengais pundi-pundi rupiah demi tercukupinya kebutuhan sehari-hari. Beliau merasakan bahwa peruntungannya tak lagi seramai beberapa tahun belakangan. Ia pun menyadari, keberadaan andong kini telah tertandingi oleh becak motor dan ojek online yang kian pesat bertumbuhannya. Tak hanya Sukar, beberapa kusir lain pun telah menyadari bahwa fungsi andong telah tergeser. Namun, mereka tetap berupaya keras untuk menjadikan trasportasi budaya itu tetap ada. Karena mereka sadar hal tersebut merupakan warisan budaya yang patut untuk dipertahankan dengan segenap daya mereka.
Wahyu Lestari