Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan, akar, daun, hingga buah. Walau diera sekarang sudah ada berbagai pengobatan modern tetapi sebagian masyarakat Indonesia, lebih memilih mengkonsumsi jamu daripada obat-obatan. Aneka jenis jamu instan menyerbu pasar, namun jamu peras berbahan rempah-rempah tetap eksis. Selain rasa lebih segar, para peminatnya menilai aman karena jamu peras terbuat tanpa pengawet dan pembuatannya dapat dilihat secara langsung. Ibu Ninik sebagai penjual jamu peras beroperasi di Jalan Nyi Tjondroloekinto dan sudah berjualan 25 tahun. Jamu yang disajikan diracik dan diperas langsung didepan konsumen. Jamu yang disajikan ada pula yang sudah diperas dari rumah dan ditaruh dibotol seperti beras kencur.
Dengan berkembangnya jaman, jamu semakin jarang dijumpai namun, pemerintah tetap mendukung pelestarian budaya salah satunya pelestarian jamu. Dengan adanya event workshop pembuatan jamu diharapkan masyarakat mengetahui lebih dalam mengenai jamu. Workshop pembuatan jamu ini diadakan di perayaan warisan budaya DIY yang dinamakan Ajer-Ajur dengan tema Jejamu, dilaksakanan pada 24-26 Mei 2023 di Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Acara ini diadakan oleh dinas kebudayaan DIY dan disiarkan secara langsung melalui YouTube Dinas DIY. Topik “Jejamu” bertujuan pada budaya hidup sehat dengan tetap mengangkat kearifan lokal. Wokshop jamu ini dipimpin oleh Bapak Rudi dan Ibu Yayuk sebagai pemilik Jamu Ginggang. Didalam workshop jamu ditunjukan bahan-bahan yang diperlukan dan step-step untuk pembuatan jamu. Penontonnya sendiri merupakan dari berbagai kalangan, yaitu mulai dari anak- anak SMK, mahasiswi, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
Walaupun teknologi makin berkembang Jamu Ginggang mencoba mengikuti jaman dengan cara penjualan jamu dilakakukan dengan konsep café. Walau jamu merupakan minuman yang tradisional namun toko Jamu Ginggang menyediakan wifi dan pembayaran nontunai. Dengan membeli jamu mulai 5 ribuan saja sudah dapat menikmat wifi, selain jamu tersedia pula snack, dan pembayaran dapat dilakukan secara nontunai, cukup bayar melalui hp dengan qris. Jamu ginggang sudah beroperasi dari 1925 dan dengan mengikuti jaman, jamu ginggang mulai dijual-belikan dengan konsep ala cafe. Jamu ginggang saat ini dipegang oleh generasi ke 5 Mbah Genggang yaitu Ibu Yayuk. Jamu Ginggang mulai produksi jam 6 pagi dan toko Jamu Ginggang mulai buka jam 9.00 pagi.
Walau jamu merupakan obat tradisional sudah ada dari ratusan yang taun yang lalu, jamu tetap menjadi tradisi turun menurun hingga kini. Pelestarian jamu pun terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat luas. Adanya jamu peras, event workshop jamu, hingga jamu dengan konsep cafe menjadi bukti lestarinya jamu hingga saat ini.
Celia Ramiza Nahdi