Menari. Banyak anggapan untuk kata tersebut. Siapa yang peduli? Penari selalu menari atas hasrat dalam diri. Satu dunia memiliki beraneka ragam tarian. Tarian tradisional dan tarian modern merupakan dua hal yang menjadi bagian dari tarian. Keduanya memang memiliki perbedaan yang mencolok, masing-masing juga memiliki pesan dan kesan tersendiri. Saling mengisi dalam kekosongan dan kebosanan.
Kekosongan dan kebosanan yang menyelimuti keseharian seorang pemudi, dilampiaskan atas dasar hasrat dalam dirinya untuk menari. Perkenalkan, Isrong Nur Aini, seorang pemudi yang menekuni tari tradisional dan tari modern. Perempuan berusia 20 tahun ini, berasal dari sebuah desa di Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Baginya, menari baik tradisional maupun modern ia lakukan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kepuasan dirinya. Tari tradisional menjadi prioritasnya, dan tari modern menjadi kegemarannya.
Bermula dari yang dungu berproses menjadi seorang ‘suhu’. Berlanjut dan berlanjut, berproses hingga bertemu yang ingin diwujudkan. Panggung menjadi akhir bagian dari proses yang tidak sebentar. Seperti halnya pada tanggal 22 Agustus 2022, ia menari di hadapan banyak mata. Menunjukkan hasil kerja kerasnya.
Performa dan penampilan membawa kebahagiaan untuknya. Tak hanya penampilan yang dinanti-nanti, prestasi juga turut menghampiri dalam tiap proses perjuangannya. Mewakili daerahnya untuk menunjukkan talenta kerap dilakukan oleh Isrong. Berani bertindak, berproses untuk mimpi agar terwujud dan berbahagia.
Nada Khoirinnisa