Sekelumit Kisah tentang Sampah Malioboro

Malioboro sebagai jantung kota Yogyakarta berperan sangat aktif dalam menyumbangkan perekonomian di Yogyakarta. Namun dibalik itu semua Malioboro juga menjadi penyumbang sampah yang jumlahnya tidak sedikit. Setiap libur panjang seperti hari raya atau acara besar lainnya, sampah yang ada di kawasan Malioboro dapat mencapai kira-kira 100 ton.

Setiap harinya petugas kebersihan Malioboro melakukan tiga kali pembersihan pada pagi, siang dan malam. Masing-masing shift kerja beranggotakan sekitar 2 hingga 3 orang. Sepanjang Jalan Malioboro ini masih dibagi lagi menjadi dua tim yaitu tim utara dan selatan. Tim utara melakukan pembersihan dari daerah Abu Bakar hingga perbatasan Batik Terang Bulan. Setelah itu akan dilanjutkan oleh tim selatan yang melakukan pembersihan hingga Titik Nol.

Semiyanto (41), Feri Marsinto (25) dan Pardiyono (42) merupakan petugas kebersihan di kawasan Malioboro. Mereka bertanggung jawab membersihkan kawasan selatan Malioboro yang bermula dari toko Batik Terang Bulan hingga Titik Nol. Tim ini mulai menyisiri area untuk mengumpulkan sampah dari pukul 5 pagi hingga 7 pagi. Setelah mengumpulkan dan membersihkan sampah yang ada, mereka rehat sebentar dengan beristirahat dan menyantap jajan pasar.

Sekitar pukul 8 pagi mereka menuju ke kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro untuk memindahkan sampah-sampah dari gerobak mereka ke kontainer yang selanjutnya akan diangkut oleh truk dan dibuang ke pembuangan akhir di Piyungan. UPT juga menjadi tempat pembuangan sementara saat sampah-sampah tersebut melebihi perkiraan.

Tugas mereka tidak selesai di situ, mereka masih harus menunggu atau stand by hingga shift kerja mereka selesai pada pukul 11 siang. Mereka mempunyai alat pemantau untuk melihat kenaikan jumlah sampah. Jika di waktu yang sama terdapat sampah yang menumpuk maka mereka harus mengangkut sampah tersebut untuk dibawa ke UPT kembali. Pekerjaan ini akan terus berulang setiap harinya. Bertemu dengan sampah, tanpa sarung tangan, dimulai dari pagi dan berhenti di siang hari. Namun dengan begitu mereka terlihat menikmati pekerjaannya. Semiyanto telah bekerja selama enam tahun sebagai petugas kebersihan di kawasan Malioboro. Ia mengatakan bahwa pekerjaan ini telah menjadi bentuk pengabdiannya kepada negara. Dan merupakan cita-citanya untuk terus mengabdi dan berguna bagi negara.

Kinnari Idylla Sayensa

Share
Tweet
Pin

Discover More