Derit kayu yang terbawa angin, dedaunan jatuh menyapa Sang Pertiwi. 

Saat itu ‘aku’ melepas lelah di alam yang masih gemah ripah. 

Waktu bergulir, berganti dari hulu ke hilir. 

Masih dengan ‘aku’ Si Penikmat deru alam. 

Namun, keadaan tak lagi sama. 

Alamku sudah hilang, ‘dia’ pergi bersama sebab akibat yang menyertai. 

Dimana ‘aku’ bisa berdamai dengan diri jika tempatku berlelah telah punah.

Memang salahku, saat itu ‘aku’ enggan untuk hirau akan segala yg sudah ‘kau’ imbau.

Maaf, ucap makhluk tak tahu diri ini.

Nada Khoirinissa

Share
Tweet
Pin

Discover More