Pak Japrak, Pengrajin Gitar dari Kulon Progo

  • 2 mins read

Pak Japrak, Pengrajin Gitar dari Kulon Progo

Joko Kuncoro atau yang akrab disapa Japrak adalah seorang pengrajin alat musik yang bertempat tinggal di samigaluh, kulonprogo. Pria kelahiran temanggung ini memproduksi alat musik biola sejak 2002. Sebelum terjun dalam bidang kerajinan alat musik, Pak Japrak sempat membangun usaha handycraft di Jepara. Namun sayang usaha ini gulung tikar karena efek bom Bali tahun 2002. Kemudian beliau meninggalkan Jepara untuk tinggal di Samigaluh, KulonProgo, DIY bersama istrinya dan mulai merintis ulang bisnis perkayuan.

Pak Japrak mulai menekuni usaha kerajinan alat musik dengan membuat gitar, tetapi karena dirasa kurang menantang akhirnya ia mulai fokus membuat kerajinan alat musik biola. Proses pembuatan biola ini dimulai dari pemilihan kayu yang kemudian digambar pola biola yang diinginkan. Setelah digambar, body biola dipahat dengan bentuk dan ketebalan yang diingingkan. 

Keunikan dari proses pembuatan biola yang dilakukan oleh Pak Japrak adalah penggunaan peralatan sederhana warisan nenek moyang, seperti pèthél dan pahat. Dan juga ritual pusa yang beberapa kali dilakukan untuk memberikan energi kepada karya yang dihasilkan. Untuk proses pengerjaan gitar, Pak Japrak seringkali dibantu oleh anaknya dan beberapa warga sekitar. Namun untuk pengerjaan biola sepenuhnya dikerjakan oleh beliau sendiri. Pak J aprak juga melayani pemesanan biola sesuai keinginan calon pembeli.

Pak Japrak membuat biola secara otodidak, beliau tidak pernah belajar membuat biola pada siapa pun. Beliau yang mempertahankan biola buatan tangan daripada mesin, dan perjuangan beliau membuat kerajinan biola bermodalkan nekat dan secara otodiak dikarenakan usaha beliau sebelumnya berupa handycraft di Jepara bangkrut. Pak Japrak juga ingin tetap menjaga penjualan karya beliau tanpa strategi marketing dan promosi apapun, hanya mulut kem mulut dan pemesanan personal, tidak ingn membesarkan usahanya menjadi industri seperti pabrikan. Usaha-usaha tersebut merupakan interpretasi dari asa beliau yang ingin terus menyambung hidup tanpa keluar dari dunia kesenian dan ingin menjaga supaya karyanya tetap mempunyai “ruh” pada setiap pengerjaannya. 

Daffa Haqi Ananto

Share
Tweet
Pin

Discover More