Foto: bolehmerokok.com
Kassian Céphas adalah seorang pionir fotografer profesional di Indonesia yang lahir pada Januari 1845 di Yogyakarta. Perjalanan Kassian di dunia fotografi diawali ketika ia mempelajari fotografi dari Simon Willem Camerik, anggota Schutterij yang merupakan seorang pelukis dan fotografer Sri Sultan Hamengku Buwono VI Yogyakarta. Pada usia 26 tahun, Kassian Céphas bekerja sebagai pelukis dan fotografer kesultanan. Beliau juga ditunjuk sebagai fotografer acara-acara penting, contohnya pada saat Archaeologische Vereeniging mempelajari bangunan dan monumen bersejarah pada masa Hindu-Buddha, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur hingga berhasil mengantongi 3000 Gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian).
Tak hanya memotret bangunan dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kassian Céphas juga dipercaya menjadi fotografer ketika Raja Thailand Chulalongkorn berkunjung ke Yogyakarta dan mendapatkan hadiah kotak berisikan kancing dari batu permata. Beliau juga dipilih menjadi fotografer pada peringatan pengangkatan Hamengku Negara III sebagai Putra Mahkota Kesultanan.
Melestarikan budaya dan antropologi Jawa lewat jepretan fotografi merupakan keinginan Kassian Céphas. Berkat keinginannya tersebut, ia mendapatkan anugerah medali emas kehormatan dari “Orde van Orange-Nassau” bersama Isaac Groneman. Anugerah tersebut didapatkan bertepatan dengan hari ulang tahun ke-21 Ratu Wilhelmina.
Berikut adalah beberapa hasil karya fotografi Kassian Céphas.
Penari Jawa
Foto: Rijksmuseum – @potolawas
Ratu Madoeretna
Foto: Wikipedia
Tari Serimpi
Foto: GetArchive.net
Setelah menjadi satu-satunya warga lokal yang menguasai alat peradaban modern, Kassian Céphas memutuskan untuk pensiun dan mengabdikan dirinya di Keraton Yogyakarta sebagai abdi dalem pada 1908. Beliau wafat pada November 1912. Setelah wafatnya sang ayah, putra pertamanya yang bernama Sem Céphas, meneruskan bisnis dengan menjadi pelukis dan fotografer di studio milik Kassian Céphas.
Penulis: Sherly Patricia
Editor: Defia Okarisma