Membina Santri melalui Bina Umat

Cahaya matahari menyapa kompleks masjid pondok pesantren bina umat yang asri, mewarnai bangunan dengan campuran warna coklat dan hijau yang indah. Di dalam masjid, lantunan ayat suci Al-Quran menggema diiringi dengan alunan merdu salawat nabi. Di sanalah, para santri memanjatkan doa dan memohon petunjuk untuk menjalani hari-hari mereka, jauh dari dekapan hangat orang tua.

Kehadiran Masjid di pesantren seakan sudah menjadi rumah kedua bagi para santri. Di sanalah mereka menemukan kedamaian dan ketenangan, jauh dari hiruk pikuk dunia luar. Masjid menjadi saksi bisu perjalanan mereka dalam menimba ilmu dan mengamalkan ajaran agama, meski jauh dari pelukan kasih sayang orang tua. Jauh dari genggaman gawai, para santri mengganti genggaman duniawi tersebut dengan kitab suci alquran.

Menjalankan keseharian di pondok tanpa orang tua bukanlah hal yang mudah. Kadang tak tahan menahan rasa rindu dan hanya bisa berhubungan dengan orang tua lewat telepon pondok, dengan harapan ada balasan orang dirumah demi mendengarkan suara orang orang yang dirindukan.

Berat tapi menyenangkan, itulah kata kata yang dapat menggambarkan santri di pondok pesantren ini, berat menahan godaan dari dunia luar tetapi menyenangkan karena dilakukan bersama dengan santri yang lain, yang seakan akan sudah menjadi keluarga di pondok pesantren ini.

Farikh Zulkha

Share
Tweet
Pin

Discover More