Kapai-kapai

  • 1 min read

Kesedihan untuk Sang “Aku” adalah sebuah kesukaran. 

Tak mengerti apa gunanya, hanya mengundang air mata katanya. 

Sang “Aku” muak, ingin segera lepas dari riuh pengganggu. 

Mendamba damai. Terkapai-kapai. 

Dengan ceroboh menolak kedatangan si sedih. 

Berpikir dengan begitu tentram bisa menghampiri. 

Sang “Aku” terus berlari, mengejar damai semu, menghalu. 

Tak peduli sesakit apa tubuhnya, hanya tau ambisi bertemu syahdu.

Sang “Aku” lupa, air mata juga tak selamanya dengannya, mana mau dia? 

Ayolah, terima saja tamu-mu, berikan yang terbaik untuk menjamu. 

Dia bukannya ingin tinggal, dia itu perantara tenang-mu. 

Sarah Hanan
Share
Tweet
Pin

Discover More