Jejak Ekspresi di Tengah Kelam

Pada awal perjalanan hidupnya, sosok lelaki ini tampak terperangkap dalam kegelapan batin yang pekat. Wajahnya mengisyaratkan tekanan, dengan sorot mata yang kehilangan kilau harapan. Sehari-hari, ia larut dalam rasa kecewa dan kesedihan yang berakar pada kegagalan dan ekspektasi yang tak terpenuhi. Kebiasaan buruk, seperti mengisolasi diri dari dunia luar, semakin memperdalam jurang kehampaan yang dirasakannya. Ekspresi tubuhnya kaku, menggambarkan beban yang tak kasat mata tetapi begitu nyata.

Namun, titik balik itu tiba pada suatu sore yang sederhana. Dalam kesunyian, ia menemukan kamera tua yang tersimpan di lemari. Saat tangan mulai menjelajahi lensa dan tombol kamera, ada percikan rasa ingin tahu yang membawanya keluar dari kehampaan. Ia mulai menjelajahi dunia melalui lensa, menangkap momen-momen kecil yang selama ini terlewatkan. Fotografi menjadi ruang ekspresi yang membebaskannya dari tekanan, menggantikan rasa kecewa dengan rasa syukur atas keindahan yang tersembunyi dalam detail kehidupan.

Kini, lelaki tersebut berdiri tegak dengan senyum yang mencerminkan kebahagiaan sejati. Berkat fotografi, ia bukan hanya menemukan hobi baru, tetapi juga sebuah medium yang membawanya menuju prestasi. Pameran fotonya telah menginspirasi banyak orang, menunjukkan bahwa selalu ada cahaya di setiap ruangnya. Kisahnya mengajarkan bahwa ekspresi manusia, dalam semua nuansanya, adalah simbol kekuatan untuk bangkit dan meraih makna baru dalam hidup.

M Hanan Baihaqi

Share
Tweet
Pin

Discover More