Manusia, merupakan sebuah entitas yang memiliki pilihan dan tujuan hidupnya masing-masing; termuat dalam sebuah harapan. Namun,desakan dan paksaan untuk mewujudkan ekspektasi yang diberikan membuat manusia kehilangan dirinya. Harapan akan sebuah kebebasan menjadi suatu hal yang indah, tetapi juga menyedihkan dalam satu waktu.
Ekspektasi orang sekitar terasa begitu menyesakkan dan menyakitkan baginya. Butuh berapa banyak lagi suara yang dibungkam, ekspresi yang dikekang, dan keinginan yang harus dihapuskan? Saat ini hanya terdapat dua pilihan; perlahan tumbang atau berjuang.
Ia mencoba untuk lepas dari belenggu yang mengikat erat. Berjuang menemukan karakter sejatinya sebagai salah satu dari sekian entitas di muka bumi ini. Hingga ia menemukan dunia baru. Dunia yang dibentuk oleh harapan akan sebuah kebebasan dari pilihannya sendiri.
Warna merah pada air mata menyimbolkan kesengsaraan yang dirasakan akibat desakan orang yang ada di sekitarnya. Perasaan tersebut terus membekas meskipun ia berhasil lepas dari belenggu yang mengikatnya. Bunga yang berwarna-warni melambangkan pilihan-pilihan hidupnya yang ia dapatkan dari terwujudnya harapan, yaitu kebebasan. Meskipun demikian, perasaan lama yang terasa menyiksa akan selalu melekat di dalam dirinya.
Kisya Talitha Adristi