Menginjak masa remaja, kita dihadapkan oleh berbagai permasalahan dalam kehidupan, dimana hal tersebut dapat membawa kita ke berbagai arah baik secara baik (biru) maupun buruk(merah). Kehidupan bisa diibaratkan sebagai perpaduan antara biru dan merah. Dimana momen kebahagiaan dan kesulitan membaur menjadi satu menciptakan visual yang berpadu menjadi sebuah visual yang abstrak. Diantara kedua hal baik dan buruk yang dihadapkan di depan kita, tentu kita memiliki kewenangan dalam memilihnya, namun sering kali kita bias atas batasan di kedua hal tersebut, menjadikan kita buta akan pilihan dan menjadikan pilihan kita kurang tepat.
Dalam karya ini saya mencoba mencampurkan kebaikan dan keburukan dalam satu visual yang menjadikannya rancu ketika dilihat dengan mata kosong. Seperti batasan kabur yang susah untuk dilihat antara baik dan buruknya. Perlu adanya alat bantu di luar dari tubuh kita untuk dapat melihatnya lebih jelas, seperti bekal ilmu, agama, nasihat, ataupun belajar dari pengalaman orang lain. Semakin banyak kita memiliki bekal hidup maka batasan-batasan yang rancu atas baik dan buruk akan semakin jelas, semakin pula kita mudah dalam menentukan pilihan yang baik untuk diri kita.
“Nasib seseorang ditentukan sendiri oleh dirinya” QS. Ar-rad :13



Daiva Shafa Reswara