Malam gelisah penuh keluh kesah. Peringatan terlambat konstan berdatangan. “Itu sudah menjadi kewajiban.” “Tuntaskan pekerjaan!” Semua berputar di isi kepala
Rambut kusut, mata sembab dan rasa kantuk sudah menjadi sahabat. Tugas-tugas itu terus menggunung. Mendakinya seperti percuma. Tidak ada waktu untuk dunia luar. Hanya esai, paper, dan makalah yang menumpuk.
Kerahkan semua waktu dan energi. Relakan kesehatan diri; demi tugas yang mati-satu-tumbuh-seribu. Yang setiap malam mati satu. Lalu paginya tumbuh seribu.
Kerja keras dan ketekunan yang diperlukan,
Mengejar kepuasan dan target yang belum didapatkan
Agar sukses menjadi suguhan yang benar-benar didambakan.
Fathia Ailsa Ramadhani