Menjadi dewasa tak seindah bayangan masa kecil. Banyak tantangan dan tuntutan yang datang, baik dari dalam diri untuk menemukan jati diri dan profesi yang cocok, maupun dari masyarakat yang memaksa kita untuk memenuhi standar tertentu. Terlebih bagi lelaki, stigma sosial tentang keharusan untuk menjadi independen dan mapan, demi menjadi tulang punggung keluarga, kerap menjadi beban yang berat.
Potret ini menangkap momen ketika, di tengah hiruk-pikuk Jakarta, seseorang berdiri diam, melawan derasnya arus kehidupan yang tak pernah berhenti. Kota ini, dengan segala gemuruh dan gejolaknya, adalah arena perjuangan tanpa akhir, tempat kesadaran tumbuh perlahan dari keheningan. Setiap kereta yang melintas mengingatkan akan waktu yang terus berjalan, membawa refleksi mendalam tentang perjalanan hidup dan langkah-langkah kecil yang mengubah segalanya. Hingga akhirnya, keberanian untuk melepaskan muncul. Di bawah bayang Monumen Pembebasan, tangan yang melemparkan beban ke udara menjadi simbol puncak transformasi—sebuah titik balik yang menandai awal perjalanan menuju harapan dan cahaya baru.



Rafael Abimanyu Dewantara